Minggu, 23 September 2012

~° Pantaskah Aku Sombong °~

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Bismillahirrahmanirrahim...

|apa yang harus kita bangga kan dan apa yang harus kita sombong kan?¿.|

Lebih baik diam seribu bahasa jika itu harus banyak berbicara dan menimbulkan kesombongan hati'||

~° Pantaskah Aku Sombong °~

HambaMu Lahir dari air mani dan segumpal darah yang Engkau Hadirkan dalam Harim Seorang Ibu... |bukan apa" atas Engkau kirimkan hambaMu ini kedunia|

HambaMu dapat Melihat dan Melangkah dalam sebuah Kehidupan fana dan Pantaskah aku Sombong dengan apa yang hambaMu punya?¿

Yaa Allahu Yaa Rabbii... Sifat manusiawi ketika dia bangga terhadap apa yang hambaMu punya... Namun kesadaran hambaMu atas Rasa Takabbur... ini melekat dalam hati!

Tak dapat Melihat kah Bahwasannya sesungguhnya hambaMu ini kecil dihadapan Mu Yaa Rabb..

Yaa Allahu Yaa Karim... Malu hambaMu terhadap Kebesaran Mu...!!
Tak patut hambaMu ini menyombong kan diri berucap dan berkata..
~°~
*Renungan Untuk Mu dan Untuk Ku*

Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam.sikap 'merasa lebih' yang ada dalam ego (*hati). kalau dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan sikap sombong, dan 'merasa lebih' dari orang lain. seakan kita merasa tak punya kekurangan sedikit pun. untuk meng-handle sikap seperti ini, seharusnya kita menyadari dengan sepenuh hati bahwa kelebihan yang di miliki adalah titipan, sekaligus ujian (yang tak terasa). kita mungkin mengenal istilah sombong, dan memberikan predikat tersebut pada orang berharta yang menunjukkan/memamerkan hartanya pada orang lain, tetapi orang tersebut tak pernah mengulurkan bantuan jika ada yang meminta tolong padanya. tapi ternyata, ada pengertian sombong yang lain. yang datangnya dari ego (*isi hati). Allah telah mengingatkan kita untuk tidak bersikap sombong di dalam Al Qur'an "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."(QS.Luqman-18).

Makanya Belajarlah Jadi Orang Bijaksana,..Banyak Melihat Dengan Seksama Dan Banyak Mendengar dari Pada Banyak Bicara Yang Menimbulkan Bahaya Lisan.Pergunakan Otak Tanya ke Hati Kecil Kita Sebagai kontrol Dalam Setiap Tindakan(Perbutan) Serta Berkata dan Menulis.

Jadilah ORANG Bijaksana yang BERAKAL, yang seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.

"LISAN seorang BIJAKSANA yang BERAKAL berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap ILMU yang dia PELAJARI"

"Orang BIJAKSANA yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan".

Wallahu Ta'ala Alam Bissowab...

(By: Mencari Rezky)

Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar